Sunday, September 9, 2012

Setahun... Sewindu mungkin?



Aku merasa nafasku sesak dan seolah diburu oleh waktu. Sedang waktu seolah mempermainkan detiknya, menatapku dengan seringainya dan berjalan dengan lambat-lambat. Aku lelah, dan entah harus bersikap seperti apa. Menutup diri, membungkam mulut, dan seolah bersikap bahwa ini semua akan baik-baik saja.

Tidak, ini tidak baik! Aku akan mati mengenaskan dengan cara seperti ini. Mati dengan memendam perasaan yang tak tersampaikan, perasaan yang kusimpan rapat-rapat, dan selalu ingin aku kubur tapi selalu menunggu waktu agar ia sampai pada tujuannya.

Tersenyum, mereka bilang. Dan kau akan baik-baik saja, mereka bilang. Aku tersenyum, dan aku tidak baik. Sugestikan pikiranmu, ini semua baik-baik saja, mereka bilang. Aku mensugestikan pikiranku, tapi ini semua tidak berhasil. Aku telah bersimbah peluh, tapi waktu malah makin berjalan dengan lambatnya. Aku tahu, ia menyiksaku dengan keadaan seperti ini, dengan keadaan dimana aku terkunci dan tak bisa bergerak walau sejengkal, sesak.

Waktu dan mereka, ya mereka, yang memperhatikan setiap gerik dan tatapan mataku, seolah ingin tahu semua yang aku kerjakan, dan aku yang (tentu saja) merasa diperhatikan, mengunci semua gerikku dan bersikap 'Aku aman'.

Ini baru seminggu, belum sebulan, dua bulan, setahun, sewindu....mungkin? Aku tidak tahu sampai kapan aku akan bertahan, aku tidak tahu sampai sejauh mana aku bisa menahan setiap helaan nafasku, aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bersikap seolah mannequin yang terus menatap waktu yang menari-nari dengan detiknya.

Tidak, aku benar-benar sendiri kali ini. Aku jenuh.

No comments:

Post a Comment

Write a comment