Monday, November 17, 2014

Titik Nol

Source pict from: http://bit.ly/1wLcSXX

Waktu ibarat pemburu, menikammu di sisa waktumu yang terburu-buru.
Kau paksakan ia untuk cukup, tapi yang kau dapatkan justru makin terpuruk.

Dan janji-janji kehidupan, semua hanya teori mati

Yang di setiap malamnya, kau tengadahkan tanganmu, di tiap-tiap tetesan air yang mengalir dari kedua matamu, kau menagih jawaban, meminta.

Dan di setiap singsingan fajar, kau dendangkan harapanmu. Menunggu keajaiban.

Berharap bahwa semesta mengamini pengampunanmu, dan membawamu pada keajaiban itu.

Lalu pada harapan-harapan yang kau gantungkan, apa yang kau dapatkan?

Hidupmu begitu tabu, fana.
Tapi ke-fana-an itu yang mengoyak jiwamu tanpa ragu.

Lalu aku harus apa?
Diam disini?
Lalu mati?

Kau ingin titik nol itu. Kembali ke awal. Memperbaiki itu. Dan ini.
Tapi bisa apa aku ini?
Menagih janji-janji kehidupan pun bukannya kau tak mampu?

Dan janji-janji kehidupan itu, ya, semua hanya teori mati.
Atau mungkin, kita disini yang mati.

No comments:

Post a Comment

Write a comment