Friday, December 4, 2015

Hujan Desember, dua tahun lalu



Di bawah pepohonan, kamu berteduh, tengadah
Rintik hujan seolah tidak mau menyerah
Oh hujan, berhentilah

Kamu berusaha bisu, tapi
rahangmu memberontak, menggigil
Adakah yang peduli?
Apa Tuhan juga peduli?

Selangkah pergi, sebuah mobil kencang melaju
Menerobos genangan air di hadapanmu
Membasahi rok abu-abu panjangmu, kuyu

Di bawah pepohonan, kamu kembali tengadah,
Apa memang harus menyerah?

Hari itu langit berwarna kelabu
Dan rintik hujan yang berusaha menyapu
air mata yang kamu tidak mau
Apa Tuhan tahu?

Oh, bagaimana kamu pulang?
Bajumu basah, henfonmu hilang
Sedangkan langit barang tentu terang

Di bawah pepohonan, kamu tengadah
Hanya menangis, tak bisa marah
Kalau Tuhan Maha Pemurah
Semoga esok hari yang cerah.

(Pohon dan jalanannya tetap sama,
Mungkin hujan yang sedikit berbeda rasa.)

No comments:

Post a Comment

Write a comment