Wednesday, December 21, 2016

Untuk kamu, yang pernah ada

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? Entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak :)

Untuk apa? Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.
Aku menulis semua ini hanya karena rindu dan ingin mengungkapkan apa yang selama ini mengganggu pikiranku.

Cinta kita hanyalah cinta monyet. Cinta yang tumbuh di bawah atap sekolah. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya.


Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu.

Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Tapi yang perlu kau tau, kau adalah cinta pertamaku. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.

Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya. Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah orang yang berarti bagi seseorang. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Dan kau orang yang pertama kali mengajarkanku, apa itu cinta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tiba-tiba minta putus. Semoga kamu dulu tidak mengira yang aneh-aneh tentang diriku, aku dulu masih seperti anak kecil yang masih bingung apa itu cinta. Ada sesuatu alasan mengapa aku mengakhiri hubungan tanpa penjelasan apapun. Tapi siapa yang peduli saat itu? Entahlah.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang membingungkan. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun mungkin penuh ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit bagaikan kopi tanpa gula. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir dan untuk sempat memulai.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Aku lega, karena sudah mencurahkan isi hati dan pikiranku yang selama ini aku pendam. Tak perlu aku memikirkan hal ini lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang.

Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda, jangan kamu ambil hati ya :)

Aku tidak kekanak-kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik-baik saja. Kita bahagia bersama ya, walaupun mungkin kali ini dalam cerita dan di jalan yang berbeda.

Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan.

Maaf aku hanya bisa bersembunyi di sini. Menulis tentang kamu tanpa kamu tahu. Karena aku malu untuk mengungkapkan hal ini dan aku cukup takut jika kamu mengira yang aneh-aneh tentang aku karena kita sudah lama tidak berkomunikasi, dan secara tiba-tiba aku chat membahas tentang ini. Aku takut kalau kamu mengira yang aneh-aneh.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.

Aku merasa cukup. Terimakasih. Semoga kamu bahagia selalu dan semoga kamu sudah memaafkan aku dan sikapku dulu yang penuh kekanak-kanakan.

Sekali lagi, terimakasih.

No comments:

Post a Comment

Write a comment