Showing posts with label true story. Show all posts
Showing posts with label true story. Show all posts

Wednesday, August 27, 2014

Newbie on Vacation

Source pict from: http://bit.ly/Ya5kED

Kalau ditanya, “Nis udah pernah jalan-jalan kemana aja?”

Saya bakal jawab, “Emm.. Lembang?”

“Ngapain?”

Kemping. Kemping. Dan kemping. Seumur saya SMA, jalan-jalan paling jauh itu kemping. Tapi ke Lembang doang. Udah. Itu juga terpaksa. Sama senior. Kalau gak ikut, di bully sama semua angkatan. Suram.

Emm gak deng, asik kok. Sumpah. Saya malah ingin lagi kemping. (ini argumen alibi, biasanya tidak diperhitungkan, justru dikeplakin semua senior)

Ya gitu deh, jujur aja saya gak pernah seneng kemping. Soalnya biasanya saya cuma bawa diri. Jaket satu lapis. Dan bawa snack-snack angin satu ransel (ransel isinya ciki semua). Udah. Sleeping bag, matras, ponco, tenda, makanan berat, senter, dll dsb dst minta atau nebeng haha. Setengahnya maksa setengahnya meratap minta dikasihani. Gak tau diri.

Faktor utama saya gak terlalu suka kemping adalah kedinginan. Tangan bisa putih banget kayak tembok rumah sakit saking dinginnya. Saya gak suka aja kedinginan. Pertama gak kuat dingin, kedua pasti pengen buang air kecil mulu. Kan repot, di gunung pengen pipis mulu. Yakali tiap 10 meter ada wc umum.

Nah karena saya bosen nih ceritanya kemping mulu, liatnya gunung mulu, maka dalam satu fase di hidup saya di umur ke 18 akhir, saya pengen travelling.

Yay! Kemana? Gak tau. Haha.

Saya cuma pengen ngerasain main jauh. Saya gak mau menghabiskan hampir seluruh masa muda saya dengan duduk depan komputer, butek ngerjain pekerjaan kantor yang sampe kapanpun takkan pernah usai. Dan uang gaji saya habiskan untuk hura-hura gak jelas. Beneran deh gak jelas, sampe akhir bulan saya suka ngelamun depan atm, “Lho ini saldo atm saya kok tinggal segini? Pada kemana ya lari tunggang langgangnya?” sampe gak berapa lama ditegor sama orang yang ngantri di belakang, “Dek itu ambil kartu atm nya, nanti ketelen lo..”

"Gakpapa Pak kartu atm ketelen, asal hati aja jangan ketelen harapan kosong.." (eaaa)

Sekitar bulan November semua ini berawalnya sih, saya pengen hura-hura main ke pantai. Pilihan saya jatuh ke Tidung. Katanya sih bagus. Liat gambarnya juga bagus. Kayaknya. Saya mulai cari-cari paket liburan kesana-kesini, lumayan lima ratus ribu rupiah ada. Wew mahal juga. Padahal wilayahnya di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Gak jauh-jauh amat lah. Harusnya cukup tiga ratus ribu rupiah (dasar pedit).


( masih boleh bilang "kayaknya" bagus gak guys? )

 Gambar di atas yang bener-bener mengintimidasi saya untuk "CEPAT KAMU KESANA SEKARANG SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT!" (terlambat ketika tiba-tiba uang gaji habis gak jelas:( )

Nah trus saya baca di paketnya, katanya sih kalo ajakin makin banyak orang bakal makin murmer. Saya randomly ajak aja semua orang yang saya tahu, mau gak kenal juga bodo amat yang penting ajakin dulu (udah kayak sales aja gue). Lumayan terkumpul sekitar dua puluh anak manusia yang bilang “Ayo” (termasuk si doi haha, ini awal saya ngobrol banyak sama si doi).

Terus ketika semua sudah fix, jeng..jeng...

Gak jadi.

Ya gitu. My bad. Maafkan.

........

(oke kalau kalian minta penjelasan, saya bakal jelasin dan saya akan tanggung jawab...) (sinetron banget)

Alasan pertama; Ribet.

Ribet sendiri aja gitu ngurusin semuanya, enggak ada temen yang bantuin, harus ngurus keberangkatan sama kepulangan sendirian, ngurusin paket tur, bingung antara ambil paket atau ngeteng biar irit. Kan keren kalau ngeteng berasa backpacker, tapi pada akhirnya males urus sana-sini (pemalesan).

Yang kedua; terlalu banyak argumentasi tambahan.

Yakin deh, ketika kita buat acara misal tanggal 28 Februari, pasti ada aja satu orang yang bakal usul, "Ya ampun tanggal segitu gue mandiin ayam kampung sebelah. Jangan tanggal segitu lah geser aja jadi tanggal 30." atau ketika kita udah buat itinerary dan rincian biaya yang fix, bakal ada yang bilang, "Hah mahal amat? Urg aja ke Dufan kemarin gratis.." (karena nebeng rombongan nyokapnya yang jadi pembimbing anak-anak SD yang pariwisata) (yaiyalah jreng)

Tipikal orang-orang kayak gitu, biasanya paling banyak komen, paling banyak usul, ujung-ujungnya?

"Aduh gak bisa deh kayaknya soalnya ada -" (isi pilihan ganda sampai z) Nyebelin banget emang.

Semoga Tuhan mengampuni dosa saya dan orang-orang seperti itu. Soalnya saya juga gak denial kayaknya pernah kayak gitu hahahaha (dikeplakin angkatan)

Jadi yaudah deh.

Dan ketika semua yang diajakin pada nanya, “Nisa gimana?”

Saya cuma senyum baday aja biar semua pada maklum.

Hehe.

Gak gitu juga deng, betulnya beberapa mencibir. Emang dasar aja gue mah orangnya lempeng. Harap dimaklumi guys :(

Sampai satu hari di bulan Januari, saya kemukakan keinginan saya yang ingin travelling sama classmate saya waktu di SMA. Sebenernya sifat kita tolak belakang banget sih. Tapi gak tau kenapa asik aja main sama dia haha. Bahkan ketika udah keluar pun masih saling kontek sama dia haha. Namanya Nandya. Dia aneh sih anaknya, aneh kok bisa maklum sama saya yang....emm...yang...emm...yang...em (stahp)

Saya bilang, “Nan aing-“ eh gak gitu deng bahasanya hahaha. “Nan aku pengen banget liburan. Seru kayaknya. Bosen depan komputer muluk. Kemana kek gitu yuk? Kita berdua, mengelilingi luasnya samudera dunia, menemukan masing-masing cinta sejati di ujung cerita petualangan kita..” (dialog ini hanya rekayasa)

“Yaudah Nis mokemana?” Nandya, selalu dengan gaya khasnya, kalau dikomporin, pasti antusias. (Hahaha ampuni aku Nan)

“Aku sih ingin ke Tidung. Tapi gak tau deh. Lieur. Kamu bukannya udah ke Tidung waktu itu sama kantor?”

“Iya udah. Ih sumpah Nis gak enak banget. Masa aku ya-“ (disini Nandya cerita gak enaknya disana tapi saya sensor dengan maksud untuk tidak mendiskreditkan tempat wisata bersangkutan) (halah)

“Wah iya???” Disini justru saya yang terkompori haha.

Cerita berlanjut. Intinya gak recommended. Gak recommended untuk golongan dompet pas-pasan semi suram macam kita kali ya hahaha.

Setelah itu kita mulai ngomongin hal-hal aneh binti unrealistic tentang destinasi traveling kita. Nandya usul Paris, boleh kata saya, kita lewat jalur bawah tanah via Cimahi.

Yaudah sih, seusai dengan berakhirnya jam kerja, kita melupakan masing-masing obrolan ambisius kita yang kayaknya sih cuma mimpi hahaha. 


Bersambung gakpapa kali ya?

Monday, September 16, 2013

My Tumblr has been hacked. So sorry :(

Source pict from: http://bit.ly/1lH0Jo1

Gak maksud buat salahin siapapun sih, tapi gegara jadi admin MCI, emailku dihack and theeeen I could't open my email on live. Mana lupa lagi coba password dan username tumblr nya. Bingung recovernya :|

Sunday, April 8, 2012

My New Tumblr


Banyak orang yang bertanya kenapa saya tidak membuat beberapa entri lagi untuk blog saya yang satu ini? Banyak sekali jawaban yang terlintas dalam kepala saya. Ya UN, ya TA, dan yaaa... tentu saja ingin mencoba sesuatu yang relatif baru.

Meski mungkin saya adalah orang yang paling ketinggalan zaman diantara banyak teman saya, toh meski awalnya saya cuek-cuek saja, akhirnya tergoda juga hehe

Bosan dengan tampilan blogspot yang begitu begitu saja, saya mencoba tumblr. Sekali lagi saya jelaskan, mungkin ketika semua orang sudah membuat pesawat luar angkasa untuk mengunjungi bulan, saya baru saja membuat blueprint nya hehe tapi lebih baik terlambat daripada tidak (mulai beralibi). Mari, silahkan yang sudah baca entri saya ini, silahkan lihat akun tumblr saya yang baru, dan bagi yang sudah punya tumblr juga, boleh di follow :)

Tumblr saya bisa dilihat disini. Terimakasih.

Monday, March 5, 2012

Peta Konsep

sebetulnya ini gambar gak nyambung banget sama entri nya, cuma karena bagus aku masukin -_-

Selesai makan malam, seperti biasanya aku melihat adikku yang paling bungsu sedang mencoba menghapal pelajaran-pelajaran yang diberikan sekolahnya. Aku yang awalnya iseng tiduran sebelah dia yang lagi sibuk membaca sambil menghapal, ikut nimbrung juga liatin apa yang sedang dia hapalkan. Ternyata materinya tentang pantun.

Aku melihat raut mukanya sangat bete dan aku, sebagai seorang kakak yang baik hati, cantik, dan bertanggung jawab, dengan bijaknya berkata pada adikku, "Sini deh... Kalau sistem ngapalinnya kayak gini (dibaca terus dihapal) bakalan rumit, mending kita buat peta konsepnya. Coba mana siniin kertas kosong..." ujarku dengan nada selembut violin.

Adikku yang kelas 4 SD tetap bergeming di tempatnya. Aku menyenggolnya.

"Cepetan ambilin kertas..." ujarku dengan nada setengah memaksa tapi tetap mempertahankan intensitas kelembutan nada.

Adikku menggerakkan pundaknya naik-turun, tanda menolak.

Karena kebaikan hatiku malam ini, dengan sabar aku mengambilkan kertas kosong untuknya lalu duduk di sebelahnya yang sedang rumit menghapal. Sedetik kemudian, adzan Isya' berkumandang. Dan tanpa diberi komando, adikku langsung lari keluar rumah dan mengambil sarungnya lalu berteriak, "Bu, Iyas ke masjid dulu!" Dan kemudian membanting pintu.

Dia meninggalkanku dengan kertas kosong di atas LKS Bahasa Indonesianya dan aku yang melipat tujuh ratus tujuh puluh tujuh raut muka.

Beberapa menit kemudian, ketika aku akan naik ke lantai dua menuju kamarku untuk mengerjakan tugas, adikku berteriak kembali, "Teh Aniiiss ajarin apa itu peta konseeep!!"

........

Serah lo deh, bro! Bubar jalan!

Monday, November 14, 2011

Evening Idiot


Pernah ga sih dalam hidup kamu melakukan suatu hal bodoh yang bisa dibilang 'idiot' atau mungkin 'autis' ? Kalo kamu inisiatif bertanya padaku, aku bilang 'Iya.' Tidak, 'Sering'
Aku seringkali melakukan banyak hal bodoh yang menyangkut dengan harga diri. Tapi toh aku melakukannya tanpa malu sama sekali dan cenderung cuek-cuek aja sekalipun orang-orang tertawa sama kebodohan yang aku lakukan. Bahkan aku seringnya ikut tertawa. Ya, menertawakan kebodohan diri sendiri.

Baru saja tadi, kira-kira pukul 04:30pm aku otw pulang ke rumah. As usual aku naik angkutan umum bareng teman-temanku. Kami ngobrol ngalor-ngidul. Bahasnya masalah Kiamat, film-film garapan Hollywood yang menunjukkan tentang para Illuminate dan Freemason, saling membuka 'mata-mata kami dan mencari tanda-tanda' keberadaan para mason. Pokoknya ngobrol tingkat dewa deh yang kadang aku suka minta temanku untuk mengulangi apa yang dia bicarakan karena aku ga ngerti. Kami ngobrol seru banget sampe salah seorang Ibu paruh baya turun dari angkot, ngasihin ongkosnya ke supir angkot, dan kemudian sang supir marah-marah sama Ibu tadi yang umurnya jauh lebih tua daripada sang supir.

Kontan kami bertiga (aku, Nuni, dan Ifan) speechless. Kalo yang ada di pikiran aku sih aku pengen banget nabok tuh supir. Kayak yang ga punya Ibu aja kasar banget tuh ngomongnya. Tapi mikir juga sih mungkin dia lagi butuh duit lebih dan going insane mikir gimana nyari duit. Tapi ya ga gitu juga kali sama orang yang lebih tua. Ga sopan banget ga punya etika. Itu yang ada di pikiran aku, gatau deh mereka berdua mikirin apa. Tapi kemudian si Ifan bilang ke Nuni, "Aku minjem seribu yah." Aku tanya ke dia, "Hah? Buat apaan?" Terus si Ifan bales, "Itu ari kamu bisi ditagih lagi ongkosnya."

Setelah itu obrolan kami tentang hal-hal absurd tentang mason berlanjut sampai angkot yang kami naiki hampir sampai menuju tujuan kami; tepian Cijeunjing.
Selama 3 tahun ya aku tuh bayar ongkos 2 rebu dari Cimahi Mall/Dustira sampe Padalarang. Eh ya males banget nambahin duit seribu (kan lumayan buat beli gorengan) mana duitnya pas lagi buat ongkos naik angkot yang satunya lagi. Nah ini, tiba-tiba minta duit lebih. Marah-marah lagi! Tiba-tiba aku mempunyai ide. Temanya : Pembalasan.

Ifan : "Nun aku pinjem duit ya seribu."
Nuni : *ngangguk-ngangguk sambil ngeluarin seribu dari sakunya*
Aku : "Aaah aku mah gakan ditambahin aaah~"
Ifan : "Ari kamu bisi ditagih lagi. Ibu yang tadi juga ditagih lagi."
Aku : "Bae."
Nuni : "Bener siah yah?"
Aku : "Bener."
Nuni : "Yaudah atuh nih ini ongkos di kamu."
Aku : *ngambil ongkos mereka sambil nyengir*
Nuni : "Kiri, Maaang~"

Angkot pun berhenti. Dan kita turun dari angkot. Aku ngasihin ongkos ke sang supir sambil nyengir. Dan ketika aku berbalik, selangkah kemudian sang supir manggil-manggil aku lagi. Aku mikir "Wah jangan-jangan si Emangnya masih kangen sama aku atauu..."

Simang : "Neng ongkosnya kurang seribu ewang..."

Mampus. Gue balik badan.

Aku : "Apa Mang?" *pasang tampang watados*
Simang : "Ini ongkosnya kurang tambahin aja seribu seribu."
Aku : "Hah? Biasanya juga segitu, Mang.."
Simang : "Udah tambahin aja seribu masing-masing!" *nadanya maksa sambil minta uang lagi ke gue*
Aku : "Biasanya juga dua ribu yey," *cengar-cengir*
Simang : "Preman juga bayarnya 4 ribu, Neng."
Aku : (Ya terus?) "Yaudah atuh kalo gamau mah siniin lagi uangnya."
Simang : "Eh ga gitu Neng. Udah tambahin aja seribu." *maksa*
Aku : (Jurus terakhir) "Ya gimana atuh Mang aku gapunya uang lagi..." *muka dipaksa memelas, tapi yang ada jadi kaya orang bego*
Simang : *pasang tampang bete beud dan langsung tancap gas*
Aku : *ngedadahin simang sambil tersenyum bego*

Si Ifan sebelah gue langsung ngakak ga berhenti. Aku yang daritadi nahan ketawa langsung ngakak bareng dia puas banget. Nuni dengan kejamnya meninggalkan aku dan Ifan melawan godaan simang angkot. Terus dia balik lagi sambil nyengir terus nanya, "Gimana?" Aku nyeritain kronologis kejadiannya kayak yang diatas sambil ngakak. Si Ifan juga puas ngakak. Ifan bilang kebegoan aku ada 2;pertama yang "Yaudah atuh kalo gamau mah siniin lagi uangnya" dan muka bego aku yang gatau malu. Tapi dia protes apalagi gitu lupa terus aku bilang deh, "Yaudah atuh Fan masa harus aku perpanjang percakapan singkat antara aku sama simang? Masa harus bilang "Eh mang, elooo (gaya ngomong ala si Wendy Cagur yang keselek salak) udah berapa taun nih nyupir angkot ini? Gueee udah 3 tahun naik angkot ini ga pernah ditagih-tagih lagi. Jangan blagu eloooo~" *sambil bawa pisau buat nusuk* Si Ifan sama Nuni langsung ngakak. Aku juga ikutan. Puas deh kita ngakak tadi sore menjelang Maghrib.

Cuma seribu men, tapi gue harus rela mengorbankan harga diri gue buat kaya gituan. Mungkin lo bilang gue idiot banget gitu ya padahal cuma seribu ha ha ha. Tapi jangan lo lupakan Ibu separuh baya tadi. Tahu hukum alam? Atau yang biasa kita sebut 'karma'? Nah itu.

Bodoh? Ya aku tahu. Hanya terkadang saat kamu jenuh menjalani kehidupan kamu yang serba ribet, kadangkali kau perlu melakukan sesuatu yang menghibur diri kamu atau nilai plusnya adalah ikut menghibur orang lain. Senang rasanya jika kamu bisa membuat orang lain tertawa karena kekonyolanmu. Menghapus dukanya dengan tawa lepas meski kau harus mengorbankan harga dirimu turun gope. Dan sekarang, entah sudah berapa gope harga diriku turun.